Friday 7 August 2020

yeay - REVIEW - Smarfren POWERUP


Smarfren POWERUP
 Welcome back, so back yang sangat lama. Ku pikir ini blog sudah hangus di telan dumai yang sudah makin mengheboh dengan social-media dan hiburan lainnya, eh teranyata masih bisa di akses dengan mudahnya. thank Google :) , tangan buat ngetik di keyboard juga berasa letoy, maklum beberapa tahun ini ku kerja tanpa ngetik-ngetik everyday, gunain PC tapi minor banget, just for input angka doang huhuhu, but, coba deh ngetik dengan level semut ini. -ngetik sambil nyari huruf-hurufnya #LOL-

Oh iya, tude, to the point aja deh hahaha, macem kek curhat yang engga mau bertele-tele ini ceritanya, karena produk yang mau di share ini wuz-wuz hehe. kali ini mau review soal Smartfren  POWER-UP, yes ini produk layanan baru dari Smartfren yang pembelian kartunya melalui MySmartfren dan uniknya kita bisa memilih nomor sendiri hingga enam (6) digit terakhir, jadi bisa kita sesuaian dengan keinginan kita atau coba samain dengan nomor lain yang kita punya (kalau kalian pengguna dualsim) hehe. Selama masa promosi ini, nomor baguspun bisa jadi gratis, cuma bayar pilihan paket yang di pilih di awal. berikut beberapa benefit yang ku rasain selama hampir dua (2) minggu ini menggunakan layanan POWERUP dari Smartfren :

1. Masa Aktifnya tu lama banget, 186 hari lho, itu kan 6bulan

2. Bisa pilih nomor, yeay- aku dapat nomor bagus lhoh, tapi engga aku share di mari yah haha

3. Gratis telpon sesama Smartfren selama masa aktif, hemat buat telpon ortu nih

4. Kuotanya full 24jam, engga ada pembagian dan bebas pilih booster dengan harga yang terjangkau tentunya

5. Transaksi pembelian kartu via online dan udah isi NIK+KK jadi kartu dateng langsung colok, karena aku pilih SIM fisik, bukan e-Sim, maklum hape masih pakai hape jadul T.T, kalau kalian pengguna iphone XR-UP bisa tuh pesen yang e-SIM

Nah, itu sih yang kurasain benefitnya Smartfren POWER-UP, ups, sebenranya banyak lho benefit lainnya haha, tapi yang kurasa banget yang itu, kalian bisa coba check https://www.smartfren.com/powerup itu tuh link buat tahu benefitnya. ini udah yaa benefitnya, tapi masa cuma bahas benefit doang sih haha. Ku coba paparkan juga hal yang kiranya bisa jadi saran nih, cie lah, baru pakai 2minggu aja sudah mau kasih #LOL ga apa-apa yaaah, aku kan orangnya baik hati -apa hubungannya coba- yaudah aku utarakan sekarang ya, sedikit saranku soal Smarfren POWERUP

1. Paket Add-on di tambahin kuota yang berdiri sendiri -ya ampun bahasaku- haha, maksudku tuh langsung di kasih add-on 1GB-2GB-3G dll di bulan berjalan gitu lho hahaha jadi tetep bisa stay kece dengan tambahan kuota gitu haha

2. Booster untuk Whatsappya segera  hadir haha, aplikasi wajib nih haha, terus kalau bisa beralaku selama 28hari juga gitu kan kece hahaha

itu aja sih, yang pengen kusampaikan, dan udah ku utarakan wkwk, selebihnya soal sinyal puas-puas aja pakai #Smartfren, aku kalau weekend di Rembang, Jawa Tengah sinya tidak ada kendala nih, kalau hari kerja aku di Cepu, Blora juga dapat signal dengan baik. Ya, dasarnya kupakai data buat sosmed-emailing-browsing its okay aja pakai Smartfren, belum sampai yang lost signal atau silang (X) gitu. cukup kiranya ini kutulis yaak, oh iya kalau mau tahu semua benefitnya Smartfren POWERUP yang lebih rinci cuzz ke website yang di atas itu yak :*

So, thanks yang udah mampir dan baca blog receh ini huhu, belum mau janji rutin nulis lagi, tapi sebisa mungkin ku bakal nulis apapun itu. kalian bersedia mampir dan membaca kan yak? ya ya ya, -maksa- #LOL

See yaaaa, dadaaaaaa

Rembang, 8-8-20


Saturday 15 June 2013

Mencoba via mobile

Selamat pagi, kali ini hanya ingin menulis via hape yang sudah dua bulan menemaniku. Yah, kali ini mencoba mengetik blog dengan imo s88/discovery. Jarang banget betah pakai hape china, tapi setelah mengenal ini hape, pandanganku tentang hape china berubah. Dulu aku menyangka kalau hape china itu tak pantas untuk di miliki. Pemikiranku dulu hape china cuma bisa tiru-tiru model sama ikon di homescreennya. Waktu jaman SMA (2007) bentuk hape china yang qwerty keyboard sudah umum dan berkesan jadi blackberry jadi-jadian, beh ga suka lihatnya! Aku memang dari dulu kurang suka sama bb, karena paketannya itu lho, mahal minta ampun, mending buat uang bensin motor mio-ku (anak SMA uang jajannya terbatas). Semenjak SMA aku sudah pakai nokia symbian, 7610 adalah symbian pertamaku dan sekarang masih sehat, sesekali masih aku gunakan kalau androidku ini kehabisan baterai. Suka banget mooding hape symbian, mulai symbian 6,7,8,9 dan peranakannya, sangat ternikmati olehku. Upsh!! Ini kok jadi ngomongin hape sih?? Tadi postingan kali ini kan hanya ingin bercerita tentang aplikasi blogger buat android yang baru saja aku install kok malah ngobrol 'ngalor-ngidul' (read: kemana-mana). Sudah yah, nanti di sambung lagi kalau banyak waktu buat mgetik di virtual keyboard pada layar 4.3 inci ini :D
#SalamAndroid
Follow instagramku @erikdeka thx

Saturday 8 June 2013

Pagiku di 9 Juni 2013



Sugeng Enjing, Selamat Pagi, dan Jo Reggelt (Hungarian)!
Semoga di pagi yang cerah ini (cuaca kota Rembang) kita semua senantiasa dalam berkah dan lindungan-Nya.
[semua bilang ‘ameeen’]
Terinspirasi dari teman SMA yang semalam bertanya tentang genre dalam update statusku, kali ini akan terketikkan olehku sebuah cerita naratif.
(halah!!! Ngomong aja lu mau curhat!)
[so What? Masalah buat elu pada? Sudah, sudahi saja perdebatan ini]
Pagiku kali ini terawali dengan membuka mata di kasur lantaiku, yap! tiap kali pulang rumah jarang tidur di kamar. Rasanya lebih memilih tidur di ruang tengah hanya dengan beralaskan kasur lantai yang lumayanlah bisa untuk tidur. Semalam agaknya tidurku tidak terlalu larut, tapi entah kenapa lupa olehku untuk mematikan laptop yang sedari malam menayangkan film rectoverso. Sejatinya bangunku pagi ini bukan atas kehendakku tapi ‘Tumbas…tumbas’, suara itu terdengarku dan segera keluar dari peraduanku untuk menemui gerangan yang sudah ada di depan rumah. Tanpa cuci muka ataupun beres-beres wajah, ku layani pembeli yang menginginkan deterjen dan pewangi pakaian itu.
Well done, pagi ini-pun terasa special. Masih jam pagi dan mendapatkan bingkisan dari temennya ibuku yang berisikan beranekaragam makanan berat yang kiranya sangat cocok untuk mengisi perutku pagi ini (tadi aku lupa menanyakan nama mas yang kasih tu bingkisan, selang beberapa menit ibuku telpon dan tanya kepadaku ‘Mas Fajri mpun dugi griya?’ [Mas fajri sudah nyampe rumah?] nah, dari obrolan dengan ibuku baru aku tahu kalo namanya Mas Fajri)
Oke, waktu pada jam ponselku menunjukan pukul 7.03 am, dengan segera aku ambil hidangan pada bingkisan itu dan mari sarapan kawan. Sudah menjadi hal yang biasa jika aku di rumah yaitu sarapan sendirian.
Taraaaaa, seusainya sarapan, dengan antusias yang cukup menjanjikan segera membuka warung dan menyapu untuk menarik pelanggan. Menjadi seorang pelayan toko, inilah pekerjaanku ketikaku di rumah (sebenarnya bukan pelayan sungguhan sih, hanya penjaga toko, tiap kali ada pembeli dan aku tak tahu harganya pasti telpon ibu yang sedari pagi sampai nanti siang berada di Pasar)

Oiya, lupa ku ceritakan tadi, ibu tadi berpesan kepadaku
“Endog nek milih dhewe regane 1.300, seprapat 4.500, mundhake lumayan”
(Telur kalau pembeli milih sendiri harganya 1.300, seperempat 4.500, harganya naik)
Harga sembako memang paling sering berubah, aku lebih suka jualan snack ringan yang harganya jarang naik dan aku hafal karena kalau di kosan sering beli makanan ringan seperti itu. Di usia yang sudah segini (apa? tua?) [bukan! dewasa], aku masih suka jajanan kaya chocolatos, better, malkist atau apapun itu yang harga ecerannya 500 rupiah. Berhubung di Semarang, sebelah kosanku ada toko yang jualan seperti itu jadi ya acapkali beli jajanan di situ.
Saat menulis cerita ini-pun aku stay di warung dan sesekali melayani pembeli, jadi ya kalau tak ada pembeli aku mulai mengetik lagi sembari memikirkan apa yang mesti aku ceritakan.
Eh, maaf ya pembaca, kiranya harus aku lanjut nanti aja. Ini saya sendirian di warung tak ada kawan dan dapet telpon dari ibu barang apa aja yang kiranya sudah hampir habis. Ok, postingan ini cukup sekian dulu ya.
Erik Deka, 9 Juni 2013, 9.05 am (Putra kedua dan terakhir pasangan yang begitu mencintai keluarga melebihi apapun, Subaidi & Nyamini)

Wednesday 22 May 2013

Scriptsweet

       Fyuhhh!!! Selamat siang yang begitu panas (lokasi Semarang-Jawa Tengah). Baru pulang dari ngampus neh, gilak perjalanannya balik kos rasanya lama banget gara-gara panasnya minta ampun, #lebaytingkatdewa
haha, maaf dech, curhat dulu sebelum ngeblog. Anyway, postingan kali ini emang pengen curhat sih, bole yaah!! Kalo gag boleh ya jangan di baca ne postingan!! #marahbesar
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
       Pagiku di mulai dengan sholat subuh, habis itu rencananya mau balik tidur lagi sih, but tak bisa ku lakukan. Entah, terpikir olehku tentang instrument penelitian yang akan segera aku lakukan bulan ini. Apa ini yang namanya SKRIPSI yah, padahal seperti tugas kuliah biasa. Anggap seperti itulah yang ada dipikiranku waktu dulu. Aku kira skripsi tak ubahnya sebuah tugas kuliah yang  biasa ku kerjakan, tapi semua itu tidak benar adanya. Berhubung skripsiku mengenai linguistik, mau taak mau harus bergelut dengan dunia 'lisan' yang dalam artian membutuhkan orang lain sebagai informan. Informan inilah yang nantinya akan menghadapi instrumentku dan sebagai pokok pembahasan. Sebenarnya sudah beres dan lulus koreksi dengan kedua dosen pembimbing, yang mengusik pikiran adalah hari ini instrument itu bakal di koreksi sama dosen pengujiku besok waktu sidang skripsi (berusaha perfect biar tak revisi). 
Nah, tadi pagi akhirnya ngampus jam 9 dan langsung menemui dosen penguji. Beliau-nya tadi lagi baca-baca koran bergambarkan wayang gitu. Saking asyiknya baca koran, jadi terungkan niat buat mengganggu beliau dan menantinya di kursi tunggu dekat riuang dosen. Selang beberapa menit temen saya bilang sama aku buat cepetan menemui dosenku, takutnya nanti ngajar dan susah di temui. Alhasil, aku bulatkan tekad sepenuh hati untuk segera menemui dosen pengujiku. Huwaaaaa, waktu mau ngomong rasanya 'ndredek' banget, tadi aku tanyakan, apakah skripsi saya sudah di baca pak?
kalian tahu apa jawabannya, beliau belum baca skripsiku dan besok di suruh menemui lagi jam 9 tepat di ruangannya. 
       Segenap hatiku luluh lantah mendengar jawaban beliau, akhirnya ku putuskan buat jb (join bareng) sama temen-temen seangkatan yang juga ngantri kehadiran dosen. Menggila bersama mereka, bercanda dan ngobrol 'ngalor-ngidul'  ga jelas gitu. Mungkin inilah yang namanya mahasiswa tingkat akhir, harus bertabah dan bersabar diri.
       Setelah hampir sejam gabung bersama temen seangkatan, aku bertolak ke PKM (pusat kegiatan mahasiswa) fakultasku. Niatnya cuma bertegur sapa dan reuni kecil-kecilan bersama aktivis kampus lainnya sih, eh..eh.. sesampainya di situ malah di ajak ngobrol all about thesis again!! berhubung aku orang baik dan dan suka menolong, jadi ya aku tanggepin lagi ocehan bersama teman-teman aktivis sejurusan yang notobene-nya adik kelasku yang sekarang lagi bingung mikirin judul skripsi untuknya nanti. Di depan PKM tadi bertemu dengan Yonif, Hapipah, Esthi, Tia, Tiara dan banyak lagi yang tak bisa aku sebutin satu-satu. Percakapan di antara kamipun berakhir jam 11, karena aku mesti ke dekanat untuk mengambil surat ijin penelitian tentang skripsiku (Alhamdulillah, finally my research begin, Thx Allah).
       Selepas mengambil surat dari dekat, ku tak menghiraukan sekitarku lagi. Aku ingin cepet pulang kos dan segera mencuci baju di siang yang panas ini.

Nah, kiranya itu dulu yang dapat ku ceritakan, sekarang ku-pun akan segera ke kamar mandi untuk mencuci baju #AnakKosTeladan :D

Regrads,
@erikdeka



Pertanyaan Terlemparmu,


Hal apapun yang berguna bagiku dan sedang aku kerjakan demi sebuah tujuan dalam hidupku pastilah aku kerjakan dengan sebaik mungkin, sesegera mungkin aku selesaikan. Aku tak akan ‘sambat’ (read: mengeluh) untuk waktu yang lama untuk hal-hal tersebut. Bukan hanya hal yang berguna dalam hidupku saja, melainkan waktuku akan terluangkan demi hal yang menyenangkan bagiku. Entah pekerjaan apapun yang membuat aku bahagai karenanya sudah barang tentu tak akan terbiarkan seorangpun mengusikku untuk melakukannya, apapun itu tanpa terkecuali. Meskipun hal-hal tersebut teranggapkan tak berguna bagi sebagian orang, misalnya:
1.      Seharian penuh berbetah diri pegang handphone, bukan untuk komunikasi. Namun, hanya demi bermain oprek-oprek tidak jelas. Handphone ku tidak rusak.
2.      Saat di rumah orangtua, menyapu lantai atau menata barang yang sebenarnya lantai tidak kotor dan barang-barang juga telah tertata dengan semestinya.
3.      Memindahkan perabot-perabot rumah dengan sesuka hati, tanpa menghiraukan pendapat orang orang lain.
4.      Lebih suka melakukan tindakan sendirian, keyakinanku sangat tinggi ketika ku sendiri. Rasanya begitu percaya diri tanpa bantuan orang lain.
5.      Kili-kili (membersihkan telinga) dengan rumbut, jangan gang aku ketika melakukan ini. Aku tak akan menghiraukan siapapun.
Di atas hanya sebagian kecil yang dapat terunggkapkan, sebagai catatan bahwa ketika aku bertindak sebagaimana tersebut tak akan bisa focus ketika di ajak berbicara dengan siapapun. Kesibukanku adalah sesuatu yang harus akan lakukan dengan sebaik mungkin dan tidak perlu meminta pertolongan orang lain hingga saat yang benar-benar sangat darurat karena itu akan menyusahkan orang lain. Aku mempercayai, orang lain sekalipun dekat secara pribadi denganku tidak semudah itu direpotkan, mereka punya tindakan yang harus dilaksanakannya sendiri. Itulah sedikit tentang duniaku.
            Pemaparan di atas sangat bertolak belakang dengan apa yang akan aku lakukan ketika di mintai tolong dengan orang lain, keburukanku. Tersadari olehku bahwa pribadi-pun harus humanis, pengertian ini dapat dijelaskan bahwa pribadi harus hidup layaknya manusia normal. Ada saatnya kita bersama dengan sesama, humanis inilah yang membuatku berkumpul dengan teman-teman di luar saudara yang aku kenal di dunia terlebih dahulu. Permasalah koheren dengan paragraph satu di atas adalah ketika orang lain sedang memintaku untuk melakukan hal daripadanya. Mood, senantiasa datang menghampiri ketika aku harus melakukan suatu hal untuk orang lain. Suasana hati sangat menentukannya, hingga aku sering mengulur waktu jikalau dimintai tolong meskipun aku tahu itu sangat dibutuhkannya. Entah apa yang mereka pikirkan ketika harus minta tolong padaku dan aku tak segera melaksanakan teruntuknya.
            Salah orang? Iya, itulah frasa yang tepat ketika mereka meminta tolong kepadaku. Pernahkah aku melakukan itu terhadapmu? Jikalau tepat adanya aku meminta maaf atas kesadaranku menelantarkan permintaanmu. Di lain sisi, aku sangat antusias ketika apa yang aku kerjakan untuk mereka adalah sesuatu yang aku gemari sebagaimana ucapku pada paragraph satu. Lewat ungkapan ini setidaknya nanti aku akan bertanya, pertanyaan ringan yang tak perlu jawaban, dan sebuah pertanyaan yang terpikarku membutuhkan suatu jawaban meskipun tanpa sebuah penjelasan. Berikut ini merupakan yang tidak perlu jawaban, Apakah aku benar seoorang egois setelah mereka atau kalian membaca ini? Dan pertanyaan yang sangat aku butuh jawaban adalah, Egoiskah Aku?
            Ku harap aka nada sebuah jawaban atas pertanyaan yang sudah terlempar untuk kalian, teruntuk mereka. Ucap terimakasih senantiasa ku ucap atas kesudiannya membaca dan berkenannya untuk menjawab.
Tanpa  kata penutup yang manis, inilah aku.
Erik Deka, 22 May 2013 5:27

Monday 20 May 2013

KKN Brangsong - Kendal, Bagian II


Selasa, 30 Oktober 2012.
            Selamat pagi Desa Brangsong :D, semoga cerah senantiasa, hoaam… akhirnya bangun juga dari tidur beralaskan kasur lantai :p. Yaha, inilah pagi pertamaku di tempat KKN yang begitu mempesona. Pagi-pagi udah keliling pasar, jalan-jalan pagi dan bercengkrama dengan tetangga sekitar. Selasa berkibar dech pokoknya (kumat allaynya).
            Sebelum ku teruskan cerita di hari ini secara panjang lebar kali tinggi, aku mau curhat bentar neh, boleh kan? (boleh ga boleh bakal aku ceritaiin, ini kan aku yang bikin cerita, so terserah aku dong!! #egois haha). Neh, cerita kaya gini, di harai pertama itu kan seharusnya aku memberikan sambutan untuk acara pembukaan di kantor kecamatan tapi berhubung gedungnya di pakai buat acara lain jadi terpaksa planning itu dibatalin (ini belum parah). Ceremonialnya jadi hambar tapi aku suka banget, soalnya jadi menyingkat waktu hehe, so HOT there. Moment paling jleb seusai ceremonial adalah ketika aku sadar bahwa ranselku tak ditemukan disemua mobil yang ngangkut barang-barang anak KKN se-Kecamatan Brangsong. Oh my god!! Bajuku, hapeku, cela** da**mku… huwaaaaa, aku harus gimana. Teman-teman yang lain pada panic juga, mereka mencoba mencari di sana-sini tapi ga ada hasil (maaf dah membuat kepanikan di hari penerjunan ini, meskipun waktu itu aku belum kenal kalian, kalian setia menemaniku di saat duka lara, #kumatedan). Kamipun bernapas lega ketika Ummi berhasil menghubungi temannya di kecamatan lain dan bilang kalau tasku sekarang aman di sana (puji tuhan dan alam semesta). Udah segitu dulu curhatnya, kembali ke cerita pagi ini, hahaa….
            Its time tuk pergi ke kecamatan, iyah, kemaren udah masukin surat dari kampus dan kayaknya udah desposisi gitu dech. Upsh! Bahasanya agak aneh,, hari ini itu agendanya bagiin surat undangan ke tiap-tiap desa se-kecamatan Brangsong, Sungguh! Agaknya berat L, Tuhan Lindungi kami tuhan J. Sebenarnya itu yang harus menanggung semua ini adalah si Aji Sempong, kalian tau kormacam? Kormacam itu akronim dari Koordinator Mahasiswa Kecamatan, nah dulu itu yang terpilih menjadi kormacam itu si Aji berdasarkan pemilu gubernur  yang diadakan oleh Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Pak. Boenasir. Tapi malah di sodorinn ke aku itu jabatan, huwaaaa…. AJIK!! Kau harus menemaniku di saat apapun! Kau membuatku terjerumus dalam jurang perjuangan ini,,, hahaha
            Setelah dapet surat dari kecamatan, aku balik ke Posko dan kami seposko cari makan bareng di Warungnya Pak., Jayuri. Kami bersepuluh berbondong-bondong keluar markas dengan keadaan yang menawan (hueekk) so pasti, warga sekitar memandangi kami semua.
“how are u today?” sapa seorang warga,, (ups, salah-salah, ini bukan di Luar Negeri  :D)
Tiap kali ketemu warga pasti ditanya, “mbak/mase KKN wonten mriki nggih?” (ina: mbak/masnya KKN disini ya?). kami-pun menjawab “nggih bu”. Tapi ada juga yang ga jawab, salah satunya Danti dan Eni, tiap kali ada orang yang tanya mereka malah senyum, (hhmm, mungkin ada yang salah sama mereka, tapi apa coba?? #lupakan).
Saat KKN aku dan Aji berasa jadi kamus berjalan, soalnya kami kan dari Jurusan Bahasa Jawa, haha,,,sombong dikit boleh yah. Pasti pada Tanya “eh…eh… kalau ngomong kayak gini bahasa Jawanya” ciee… laris manis pokoknya, jadi rebutan dech :D.
Kami-pun selesai makan di warungnya Pak. Jayuri, untuk rasa dan harga…hmmm pas lah J. Di kedua ini, kami memulai menyusun tata tertib yang wajib di lakukan oleh semua anak-anak tanpa terkecuali. Kami bikin jadwal piket di posko, piket di balai desa, tugas yang harus dilakuin selama 45 di desa (program kerja), kali ini kami sangat serius, serius banget hingga tak terasa sudah siang dan aku lapar lagi.. hahaa, Akhirnya kami mensetujui untuk mulai siang ini kami akan masak untuk makan, gerakan masak ini di pelopori oleh si Mbok a.k.a Liana. Penuh keganasan, doi langsung menodong kita-kita, “sini 50rebu!! 50rebu, kita nyoba iuran 50rebu per anak dan kita coba bertahan hidup dengan uang segitu!!” kami-pun hanya bisa menjawab “Laksanakan!!”. Uang udah terkumpul, si mbok bergegas ke pasar ditemani Ummi, Rega, dan Yani a.k.a Roker. Mereka berempat ke pasar untuk member kami sesuap hidangan :D, sungguh mulia tindakan mereka. Kami cowok-cowok (aku,aji,frendy,yohan) sian menanti kalian :D.
Zzzzzzz……. Sejam kemudian,
Hidangan sudah jadi, mari makannn….. nyam…nyamm….
Kami sehari itu tidak keluar posko, malamnya-pun kami masak dan sesekali menganalisis program kerja yang telah kami susun. Malam semakin larut, inilah kami bersepuluh. 4 orang cowok dan 6 orang cewek, rumah ini bakal menjadi saksi kehidupan kita bersama selama 45 hari. KKN ini pula-lah pertama kalinya merasakan hidup bersama teman-teman yang tak saling kenal satu sama lain. Kami adalah mahasiswa KKN lokasi, yang mana pemilihan tempat KKN di tentukan secara random/acak oleh Universitas. Beda Jurusan, beda fakultas dan kami menyadari harus sesegera mungkin saling mengenal dan memahami karakter masing-masing. Aku pribadi mencoba menghormati mereka, meskipun kelihatanya kocak tapi mesti tahu etika. Malam ini dengan biasa, para cowok tidur di ruang kelurga dengan alas yang cukup membuat kami hangat, dan para ladies tidur di kamar.

Bersambung.

Termangu Terpikirkanku.



Tuhan, apa aku harus memikirkan seperti layaknya mereka yang telah bercerita masa depannya kepadaku, apakah itu bukan mainstream?  Yah, tau sih yang berpikir terlalu dalam tentang kehidupan masa depan itu mungkin hanya sebagian kecil mahasiswa saja, jadi mereka itu yang tidak mainstream (pertanyaanku terjawab sendiri olehku). Entah kenapa obrolanku malam ini dengan seorang teman dekat terasa menusuk diri dan membuatku merenung atas perkataannya.
“Kemarin waktu liburan, aku bertemu dengan keluarga muda. Anaknya tiga, lucu-lucu pula” ungkap temenku tadi.
“terus?” jawabku
Yah, kira-kira umurnya kurang dari 30 tahun gitu. Dah pake mobil terus kehidupan mereka mesra banget, bapak gendong anak, ibunya juga, putranya yang satunya lagi jalan sendiri” imbuhnya dengan riangnya.
Dia mengutarakan padaku akan keinginan hatinya untuk memiliki keluarga yang seperti itu dengan segera. Di umurnya yang lebih muda setahun dari aku, dia sudah berpikir bilamana selepas kuliah dan memiliki keluarga akan mengajari anak-anaknya akan kehidupan yang suka menabung.
“Nah, jadi mulai dari anak pertama sudah ditanemin tu rasa berhemat. Beli celengan (tempat menabung) yang bentuknya lucu-lucu” tangkasnya. Dia akan mengajari anak-anaknya akan pentingnya hidup yang penuh ketepatan, mulai dari materi hingga waktu. Tak hanya bercerita begitu saja, dia mengungkapkan padaku kehidupan suami-istri itu harus berjalan berdampingan. Maksudnya jikalau salahsatu dari suami-istri ada yang terpuruk, aka nada yang membangkitkan dan berusaha untuk merangkul demi kehidupan keluarga dapat berjalan dengan baik.
“Kalau sama-sama jatuh, gimana nasib anak-anak coba?” dia memberi alasan kepadaku.
“Suami-istri harus kerja, gag boleh enggak. Kalau udah punya anak, baru deh si istri harus berdiam diri di rumah dan menjaga si baby hingga siap di tinggal kerja lagi” sambungnya.
            Tak kuasaku mendengarkan semua ceritanya. Kami bertemu hanya sekitar dua jam, namun ceritanya tak semuanya dapat aku ceritakan di sini (maaf privasi). Aku sempat terdiam beberapa menit dan sesekali melontarkan pernyataan kepadanya.
“Kamu itu hebat ya, sudah mikir seperti sedalam itu. Aku yang seumur segini belum kepikiran lho, sumpah!”
“Kenapa kita tidak ngobrol tentang hal yang lain saja, how about our skripsi?, how about your activities at campus today? Ayolah kita bisa bercerita dengan topik yang lain kan?” imbuhku,
Entah aku salah ngomong atau salah ucap kepadanya, but at least aku dah mengutarakan apa yang aku inginkan. Tuhan, maafkanku jika aku telah mengingkan hal yang standar dalam kehidupan. Hingga saat ini aku belum pernah membayangkan kedepan aku akan bagaimana, aku hanya berusaha untuk segera mungkin lulus dari kampus  dan memantabkan hati untuk wisuda tahun ini, dapet kerja dan membahagiakan kedua orangtuaku dan juga saudaraku yang telah membantu baik financial maupun pikirannya hingga aku berdiri hingga saat ini. Tanpa mereka aku tak mampu rasanya menjalani hidupku hingga saat ini. Merekalah yang wajib aku pikirkan untuk waktu kedepan. Orang-orang yang aku temui setelah mereka menjadikan penyedap kehidupanku, prioritasku akannya adalah setelah keluargaku.
            Menyimak ucapan temanku, terbesit the big question. Yaha, its so hard to explain it, but wanna share it and doesn’t expect the answer or argument (maaf jikalau ada kesalahan).
“Kapan Saya NIKAH?” mungkin itulah inti daari percakapan ngalor-ngidul (read: panjang) yang di utarakan temeanku. Semua itu butuh kesiapan, ku tak tahu kapan tersipkan diri ini untuk hal tersebut. Kupercayakan Tuhan mengaturnya.
Erik Deka, May 20, 2013
Terimakasihku untuk temanku atas ceritanya.