Selamat pagi, kali ini hanya ingin menulis via hape yang sudah dua bulan menemaniku. Yah, kali ini mencoba mengetik blog dengan imo s88/discovery. Jarang banget betah pakai hape china, tapi setelah mengenal ini hape, pandanganku tentang hape china berubah. Dulu aku menyangka kalau hape china itu tak pantas untuk di miliki. Pemikiranku dulu hape china cuma bisa tiru-tiru model sama ikon di homescreennya. Waktu jaman SMA (2007) bentuk hape china yang qwerty keyboard sudah umum dan berkesan jadi blackberry jadi-jadian, beh ga suka lihatnya! Aku memang dari dulu kurang suka sama bb, karena paketannya itu lho, mahal minta ampun, mending buat uang bensin motor mio-ku (anak SMA uang jajannya terbatas). Semenjak SMA aku sudah pakai nokia symbian, 7610 adalah symbian pertamaku dan sekarang masih sehat, sesekali masih aku gunakan kalau androidku ini kehabisan baterai. Suka banget mooding hape symbian, mulai symbian 6,7,8,9 dan peranakannya, sangat ternikmati olehku. Upsh!! Ini kok jadi ngomongin hape sih?? Tadi postingan kali ini kan hanya ingin bercerita tentang aplikasi blogger buat android yang baru saja aku install kok malah ngobrol 'ngalor-ngidul' (read: kemana-mana). Sudah yah, nanti di sambung lagi kalau banyak waktu buat mgetik di virtual keyboard pada layar 4.3 inci ini :D
#SalamAndroid
Follow instagramku @erikdeka thx
Celotehan dari seorang yang merasakan bahwa perbedaan itu sungguh mengesankan. Tidak ada salahnya menjadi seorang yang berbeda :)
Saturday 15 June 2013
Mencoba via mobile
Saturday 8 June 2013
Pagiku di 9 Juni 2013
Sugeng
Enjing, Selamat Pagi, dan Jo Reggelt (Hungarian)!
Semoga
di pagi yang cerah ini (cuaca kota Rembang) kita semua senantiasa dalam berkah
dan lindungan-Nya.
[semua
bilang ‘ameeen’]
Terinspirasi
dari teman SMA yang semalam bertanya tentang genre dalam update statusku, kali
ini akan terketikkan olehku sebuah cerita naratif.
(halah!!!
Ngomong aja lu mau curhat!)
[so
What? Masalah buat elu pada? Sudah, sudahi saja perdebatan ini]
Pagiku kali ini terawali dengan membuka
mata di kasur lantaiku, yap! tiap kali pulang rumah jarang tidur di kamar. Rasanya
lebih memilih tidur di ruang tengah hanya dengan beralaskan kasur lantai yang
lumayanlah bisa untuk tidur. Semalam agaknya tidurku tidak terlalu larut, tapi
entah kenapa lupa olehku untuk mematikan laptop yang sedari malam menayangkan
film rectoverso. Sejatinya bangunku pagi ini bukan atas kehendakku tapi ‘Tumbas…tumbas’,
suara itu terdengarku dan segera keluar dari peraduanku untuk menemui gerangan
yang sudah ada di depan rumah. Tanpa cuci muka ataupun beres-beres wajah, ku
layani pembeli yang menginginkan deterjen dan pewangi pakaian itu.
Well done, pagi ini-pun terasa special. Masih
jam pagi dan mendapatkan bingkisan dari temennya ibuku yang berisikan
beranekaragam makanan berat yang kiranya sangat cocok untuk mengisi perutku
pagi ini (tadi aku lupa menanyakan nama mas yang kasih tu bingkisan, selang
beberapa menit ibuku telpon dan tanya kepadaku ‘Mas Fajri mpun dugi griya?’
[Mas fajri sudah nyampe rumah?] nah, dari obrolan dengan ibuku baru aku tahu
kalo namanya Mas Fajri)
Oke,
waktu pada jam ponselku menunjukan pukul 7.03 am, dengan segera aku ambil
hidangan pada bingkisan itu dan mari sarapan kawan. Sudah menjadi hal yang biasa
jika aku di rumah yaitu sarapan sendirian.
Taraaaaa, seusainya sarapan, dengan
antusias yang cukup menjanjikan segera membuka warung dan menyapu untuk menarik
pelanggan. Menjadi seorang pelayan toko, inilah pekerjaanku ketikaku di rumah
(sebenarnya bukan pelayan sungguhan sih, hanya penjaga toko, tiap kali ada
pembeli dan aku tak tahu harganya pasti telpon ibu yang sedari pagi sampai
nanti siang berada di Pasar)
Oiya,
lupa ku ceritakan tadi, ibu tadi berpesan kepadaku
“Endog nek milih
dhewe regane 1.300, seprapat 4.500, mundhake lumayan”
(Telur
kalau pembeli milih sendiri harganya 1.300, seperempat 4.500, harganya naik)
Harga
sembako memang paling sering berubah, aku lebih suka jualan snack ringan yang
harganya jarang naik dan aku hafal karena kalau di kosan sering beli makanan
ringan seperti itu. Di usia yang sudah segini (apa? tua?) [bukan! dewasa], aku
masih suka jajanan kaya chocolatos, better, malkist atau apapun itu yang harga
ecerannya 500 rupiah. Berhubung di Semarang, sebelah kosanku ada toko yang
jualan seperti itu jadi ya acapkali beli jajanan di situ.
Saat menulis cerita ini-pun aku stay di
warung dan sesekali melayani pembeli, jadi ya kalau tak ada pembeli aku mulai
mengetik lagi sembari memikirkan apa yang mesti aku ceritakan.
Eh, maaf ya pembaca, kiranya harus aku
lanjut nanti aja. Ini saya sendirian di warung tak ada kawan dan dapet telpon
dari ibu barang apa aja yang kiranya sudah hampir habis. Ok, postingan ini
cukup sekian dulu ya.
Erik
Deka, 9 Juni 2013, 9.05 am (Putra kedua dan terakhir pasangan yang begitu mencintai
keluarga melebihi apapun, Subaidi & Nyamini)
Location:
Rembang, Indonesia
Wednesday 22 May 2013
Scriptsweet
Fyuhhh!!! Selamat siang yang begitu panas (lokasi Semarang-Jawa Tengah). Baru pulang dari ngampus neh, gilak perjalanannya balik kos rasanya lama banget gara-gara panasnya minta ampun, #lebaytingkatdewa
haha, maaf dech, curhat dulu sebelum ngeblog. Anyway, postingan kali ini emang pengen curhat sih, bole yaah!! Kalo gag boleh ya jangan di baca ne postingan!! #marahbesar
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pagiku di mulai dengan sholat subuh, habis itu rencananya mau balik tidur lagi sih, but tak bisa ku lakukan. Entah, terpikir olehku tentang instrument penelitian yang akan segera aku lakukan bulan ini. Apa ini yang namanya SKRIPSI yah, padahal seperti tugas kuliah biasa. Anggap seperti itulah yang ada dipikiranku waktu dulu. Aku kira skripsi tak ubahnya sebuah tugas kuliah yang biasa ku kerjakan, tapi semua itu tidak benar adanya. Berhubung skripsiku mengenai linguistik, mau taak mau harus bergelut dengan dunia 'lisan' yang dalam artian membutuhkan orang lain sebagai informan. Informan inilah yang nantinya akan menghadapi instrumentku dan sebagai pokok pembahasan. Sebenarnya sudah beres dan lulus koreksi dengan kedua dosen pembimbing, yang mengusik pikiran adalah hari ini instrument itu bakal di koreksi sama dosen pengujiku besok waktu sidang skripsi (berusaha perfect biar tak revisi).
Nah, tadi pagi akhirnya ngampus jam 9 dan langsung menemui dosen penguji. Beliau-nya tadi lagi baca-baca koran bergambarkan wayang gitu. Saking asyiknya baca koran, jadi terungkan niat buat mengganggu beliau dan menantinya di kursi tunggu dekat riuang dosen. Selang beberapa menit temen saya bilang sama aku buat cepetan menemui dosenku, takutnya nanti ngajar dan susah di temui. Alhasil, aku bulatkan tekad sepenuh hati untuk segera menemui dosen pengujiku. Huwaaaaa, waktu mau ngomong rasanya 'ndredek' banget, tadi aku tanyakan, apakah skripsi saya sudah di baca pak?
kalian tahu apa jawabannya, beliau belum baca skripsiku dan besok di suruh menemui lagi jam 9 tepat di ruangannya.
Segenap hatiku luluh lantah mendengar jawaban beliau, akhirnya ku putuskan buat jb (join bareng) sama temen-temen seangkatan yang juga ngantri kehadiran dosen. Menggila bersama mereka, bercanda dan ngobrol 'ngalor-ngidul' ga jelas gitu. Mungkin inilah yang namanya mahasiswa tingkat akhir, harus bertabah dan bersabar diri.
Setelah hampir sejam gabung bersama temen seangkatan, aku bertolak ke PKM (pusat kegiatan mahasiswa) fakultasku. Niatnya cuma bertegur sapa dan reuni kecil-kecilan bersama aktivis kampus lainnya sih, eh..eh.. sesampainya di situ malah di ajak ngobrol all about thesis again!! berhubung aku orang baik dan dan suka menolong, jadi ya aku tanggepin lagi ocehan bersama teman-teman aktivis sejurusan yang notobene-nya adik kelasku yang sekarang lagi bingung mikirin judul skripsi untuknya nanti. Di depan PKM tadi bertemu dengan Yonif, Hapipah, Esthi, Tia, Tiara dan banyak lagi yang tak bisa aku sebutin satu-satu. Percakapan di antara kamipun berakhir jam 11, karena aku mesti ke dekanat untuk mengambil surat ijin penelitian tentang skripsiku (Alhamdulillah, finally my research begin, Thx Allah).
Selepas mengambil surat dari dekat, ku tak menghiraukan sekitarku lagi. Aku ingin cepet pulang kos dan segera mencuci baju di siang yang panas ini.
Nah, kiranya itu dulu yang dapat ku ceritakan, sekarang ku-pun akan segera ke kamar mandi untuk mencuci baju #AnakKosTeladan :D
Regrads,
@erikdeka
Pertanyaan Terlemparmu,
Hal apapun yang berguna bagiku dan
sedang aku kerjakan demi sebuah tujuan dalam hidupku pastilah aku kerjakan
dengan sebaik mungkin, sesegera mungkin aku selesaikan. Aku tak akan ‘sambat’
(read: mengeluh) untuk waktu yang lama untuk hal-hal tersebut. Bukan hanya hal
yang berguna dalam hidupku saja, melainkan waktuku akan terluangkan demi hal
yang menyenangkan bagiku. Entah pekerjaan apapun yang membuat aku bahagai
karenanya sudah barang tentu tak akan terbiarkan seorangpun mengusikku untuk
melakukannya, apapun itu tanpa terkecuali. Meskipun hal-hal tersebut
teranggapkan tak berguna bagi sebagian orang, misalnya:
1.
Seharian
penuh berbetah diri pegang handphone, bukan untuk komunikasi. Namun, hanya demi
bermain oprek-oprek tidak jelas. Handphone ku tidak rusak.
2.
Saat
di rumah orangtua, menyapu lantai atau menata barang yang sebenarnya lantai
tidak kotor dan barang-barang juga telah tertata dengan semestinya.
3.
Memindahkan
perabot-perabot rumah dengan sesuka hati, tanpa menghiraukan pendapat orang
orang lain.
4.
Lebih
suka melakukan tindakan sendirian, keyakinanku sangat tinggi ketika ku sendiri.
Rasanya begitu percaya diri tanpa bantuan orang lain.
5.
Kili-kili
(membersihkan telinga) dengan rumbut, jangan gang aku ketika melakukan ini. Aku
tak akan menghiraukan siapapun.
Di
atas hanya sebagian kecil yang dapat terunggkapkan, sebagai catatan bahwa
ketika aku bertindak sebagaimana tersebut tak akan bisa focus ketika di ajak
berbicara dengan siapapun. Kesibukanku adalah sesuatu yang harus akan lakukan
dengan sebaik mungkin dan tidak perlu meminta pertolongan orang lain hingga
saat yang benar-benar sangat darurat karena itu akan menyusahkan orang lain. Aku
mempercayai, orang lain sekalipun dekat secara pribadi denganku tidak semudah
itu direpotkan, mereka punya tindakan yang harus dilaksanakannya sendiri.
Itulah sedikit tentang duniaku.
Pemaparan di atas sangat bertolak
belakang dengan apa yang akan aku lakukan ketika di mintai tolong dengan orang
lain, keburukanku. Tersadari olehku bahwa pribadi-pun harus humanis, pengertian
ini dapat dijelaskan bahwa pribadi harus hidup layaknya manusia normal. Ada saatnya
kita bersama dengan sesama, humanis inilah yang membuatku berkumpul dengan
teman-teman di luar saudara yang aku kenal di dunia terlebih dahulu. Permasalah
koheren dengan paragraph satu di atas adalah ketika orang lain sedang memintaku
untuk melakukan hal daripadanya. Mood, senantiasa datang menghampiri ketika aku
harus melakukan suatu hal untuk orang lain. Suasana hati sangat menentukannya,
hingga aku sering mengulur waktu jikalau dimintai tolong meskipun aku tahu itu
sangat dibutuhkannya. Entah apa yang mereka pikirkan ketika harus minta tolong
padaku dan aku tak segera melaksanakan teruntuknya.
Salah orang? Iya, itulah frasa yang
tepat ketika mereka meminta tolong kepadaku. Pernahkah aku melakukan itu
terhadapmu? Jikalau tepat adanya aku meminta maaf atas kesadaranku
menelantarkan permintaanmu. Di lain sisi, aku sangat antusias ketika apa yang
aku kerjakan untuk mereka adalah sesuatu yang aku gemari sebagaimana ucapku
pada paragraph satu. Lewat ungkapan ini setidaknya nanti aku akan bertanya,
pertanyaan ringan yang tak perlu jawaban, dan sebuah pertanyaan yang terpikarku
membutuhkan suatu jawaban meskipun tanpa sebuah penjelasan. Berikut ini
merupakan yang tidak perlu jawaban, Apakah aku benar seoorang egois setelah
mereka atau kalian membaca ini? Dan pertanyaan yang sangat aku butuh jawaban
adalah, Egoiskah Aku?
Ku harap aka nada sebuah jawaban
atas pertanyaan yang sudah terlempar untuk kalian, teruntuk mereka. Ucap terimakasih
senantiasa ku ucap atas kesudiannya membaca dan berkenannya untuk menjawab.
Tanpa
kata penutup yang manis, inilah aku.
Erik
Deka, 22 May 2013 5:27
Monday 20 May 2013
KKN Brangsong - Kendal, Bagian II
Selasa,
30 Oktober 2012.
Selamat pagi Desa Brangsong :D,
semoga cerah senantiasa, hoaam… akhirnya bangun juga dari tidur beralaskan
kasur lantai :p. Yaha, inilah pagi pertamaku di tempat KKN yang begitu
mempesona. Pagi-pagi udah keliling pasar, jalan-jalan pagi dan bercengkrama
dengan tetangga sekitar. Selasa berkibar dech pokoknya (kumat allaynya).
Sebelum ku teruskan cerita di hari
ini secara panjang lebar kali tinggi, aku mau curhat bentar neh, boleh kan?
(boleh ga boleh bakal aku ceritaiin, ini kan aku yang bikin cerita, so terserah
aku dong!! #egois haha). Neh, cerita kaya gini, di harai pertama itu kan
seharusnya aku memberikan sambutan untuk acara pembukaan di kantor kecamatan
tapi berhubung gedungnya di pakai buat acara lain jadi terpaksa planning itu
dibatalin (ini belum parah). Ceremonialnya jadi hambar tapi aku suka banget,
soalnya jadi menyingkat waktu hehe, so HOT there. Moment paling jleb seusai
ceremonial adalah ketika aku sadar bahwa ranselku tak ditemukan disemua mobil
yang ngangkut barang-barang anak KKN se-Kecamatan Brangsong. Oh my god!! Bajuku,
hapeku, cela** da**mku… huwaaaaa, aku harus gimana. Teman-teman yang lain pada panic
juga, mereka mencoba mencari di sana-sini tapi ga ada hasil (maaf dah membuat
kepanikan di hari penerjunan ini, meskipun waktu itu aku belum kenal kalian,
kalian setia menemaniku di saat duka lara, #kumatedan). Kamipun bernapas lega
ketika Ummi berhasil menghubungi temannya di kecamatan lain dan bilang kalau
tasku sekarang aman di sana (puji tuhan dan alam semesta). Udah segitu dulu
curhatnya, kembali ke cerita pagi ini, hahaa….
Its time tuk pergi ke kecamatan, iyah,
kemaren udah masukin surat dari kampus dan kayaknya udah desposisi gitu dech.
Upsh! Bahasanya agak aneh,, hari ini itu agendanya bagiin surat undangan ke
tiap-tiap desa se-kecamatan Brangsong, Sungguh! Agaknya berat L, Tuhan Lindungi kami tuhan J. Sebenarnya itu yang harus
menanggung semua ini adalah si Aji Sempong, kalian tau kormacam? Kormacam itu
akronim dari Koordinator Mahasiswa Kecamatan, nah dulu itu yang terpilih
menjadi kormacam itu si Aji berdasarkan pemilu gubernur yang diadakan oleh Dosen Pendamping Lapangan
(DPL) Pak. Boenasir. Tapi malah di sodorinn ke aku itu jabatan, huwaaaa….
AJIK!! Kau harus menemaniku di saat apapun! Kau membuatku terjerumus dalam
jurang perjuangan ini,,, hahaha
Setelah dapet surat dari kecamatan,
aku balik ke Posko dan kami seposko cari makan bareng di Warungnya Pak.,
Jayuri. Kami bersepuluh berbondong-bondong keluar markas dengan keadaan yang
menawan (hueekk) so pasti, warga sekitar memandangi kami semua.
“how are u
today?”
sapa seorang warga,, (ups, salah-salah, ini bukan di Luar Negeri :D)
Tiap
kali ketemu warga pasti ditanya, “mbak/mase
KKN wonten mriki nggih?” (ina: mbak/masnya KKN disini ya?). kami-pun
menjawab “nggih bu”. Tapi ada juga
yang ga jawab, salah satunya Danti dan Eni, tiap kali ada orang yang tanya mereka
malah senyum, (hhmm, mungkin ada yang salah sama mereka, tapi apa coba??
#lupakan).
Saat KKN aku dan Aji berasa jadi kamus
berjalan, soalnya kami kan dari Jurusan Bahasa Jawa, haha,,,sombong dikit boleh
yah. Pasti pada Tanya “eh…eh… kalau ngomong kayak gini bahasa Jawanya” ciee…
laris manis pokoknya, jadi rebutan dech :D.
Kami-pun selesai makan di warungnya Pak.
Jayuri, untuk rasa dan harga…hmmm pas lah J.
Di kedua ini, kami memulai menyusun tata tertib yang wajib di lakukan oleh
semua anak-anak tanpa terkecuali. Kami bikin jadwal piket di posko, piket di
balai desa, tugas yang harus dilakuin selama 45 di desa (program kerja), kali
ini kami sangat serius, serius banget hingga tak terasa sudah siang dan aku
lapar lagi.. hahaa, Akhirnya kami mensetujui untuk mulai siang ini kami akan
masak untuk makan, gerakan masak ini di pelopori oleh si Mbok a.k.a Liana. Penuh
keganasan, doi langsung menodong kita-kita, “sini 50rebu!! 50rebu, kita nyoba
iuran 50rebu per anak dan kita coba bertahan hidup dengan uang segitu!!”
kami-pun hanya bisa menjawab “Laksanakan!!”. Uang udah terkumpul, si mbok
bergegas ke pasar ditemani Ummi, Rega, dan Yani a.k.a Roker. Mereka berempat ke
pasar untuk member kami sesuap hidangan :D, sungguh mulia tindakan mereka. Kami
cowok-cowok (aku,aji,frendy,yohan) sian menanti kalian :D.
Zzzzzzz……. Sejam kemudian,
Hidangan
sudah jadi, mari makannn….. nyam…nyamm….
Kami
sehari itu tidak keluar posko, malamnya-pun kami masak dan sesekali
menganalisis program kerja yang telah kami susun. Malam semakin larut, inilah
kami bersepuluh. 4 orang cowok dan 6 orang cewek, rumah ini bakal menjadi saksi
kehidupan kita bersama selama 45 hari. KKN ini pula-lah pertama kalinya
merasakan hidup bersama teman-teman yang tak saling kenal satu sama lain. Kami
adalah mahasiswa KKN lokasi, yang mana pemilihan tempat KKN di tentukan secara
random/acak oleh Universitas. Beda Jurusan, beda fakultas dan kami menyadari harus
sesegera mungkin saling mengenal dan memahami karakter masing-masing. Aku
pribadi mencoba menghormati mereka, meskipun kelihatanya kocak tapi mesti tahu
etika. Malam ini dengan biasa, para cowok tidur di ruang kelurga dengan alas
yang cukup membuat kami hangat, dan para ladies tidur di kamar.
Bersambung.
Location:
Kendal, Indonesia
Termangu Terpikirkanku.
Tuhan,
apa aku harus memikirkan seperti layaknya mereka yang telah bercerita masa
depannya kepadaku, apakah itu bukan mainstream?
Yah, tau sih yang berpikir terlalu dalam
tentang kehidupan masa depan itu mungkin hanya sebagian kecil mahasiswa saja,
jadi mereka itu yang tidak mainstream (pertanyaanku
terjawab sendiri olehku). Entah kenapa obrolanku malam ini dengan seorang teman
dekat terasa menusuk diri dan membuatku merenung atas perkataannya.
“Kemarin waktu
liburan, aku bertemu dengan keluarga muda. Anaknya tiga, lucu-lucu pula” ungkap temenku
tadi.
“terus?” jawabku
“Yah, kira-kira umurnya kurang dari 30 tahun
gitu. Dah pake mobil terus kehidupan mereka mesra banget, bapak gendong anak,
ibunya juga, putranya yang satunya lagi jalan sendiri” imbuhnya dengan
riangnya.
Dia
mengutarakan padaku akan keinginan hatinya untuk memiliki keluarga yang seperti
itu dengan segera. Di umurnya yang lebih muda setahun dari aku, dia sudah
berpikir bilamana selepas kuliah dan memiliki keluarga akan mengajari
anak-anaknya akan kehidupan yang suka menabung.
“Nah,
jadi mulai dari anak pertama sudah ditanemin tu rasa berhemat. Beli celengan
(tempat menabung) yang bentuknya lucu-lucu” tangkasnya. Dia akan mengajari
anak-anaknya akan pentingnya hidup yang penuh ketepatan, mulai dari materi
hingga waktu. Tak hanya bercerita begitu saja, dia mengungkapkan padaku
kehidupan suami-istri itu harus berjalan berdampingan. Maksudnya jikalau
salahsatu dari suami-istri ada yang terpuruk, aka nada yang membangkitkan dan
berusaha untuk merangkul demi kehidupan keluarga dapat berjalan dengan baik.
“Kalau sama-sama
jatuh, gimana nasib anak-anak coba?” dia memberi alasan kepadaku.
“Suami-istri
harus kerja, gag boleh enggak. Kalau udah punya anak, baru deh si istri harus
berdiam diri di rumah dan menjaga si baby hingga siap di tinggal kerja lagi” sambungnya.
Tak kuasaku mendengarkan semua
ceritanya. Kami bertemu hanya sekitar dua jam, namun ceritanya tak semuanya
dapat aku ceritakan di sini (maaf privasi). Aku sempat terdiam beberapa menit
dan sesekali melontarkan pernyataan kepadanya.
“Kamu itu hebat
ya, sudah mikir seperti sedalam itu. Aku yang seumur segini belum kepikiran
lho, sumpah!”
“Kenapa kita
tidak ngobrol tentang hal yang lain saja, how about our skripsi?, how about
your activities at campus today? Ayolah kita bisa bercerita dengan topik yang
lain kan?”
imbuhku,
Entah
aku salah ngomong atau salah ucap kepadanya, but at least aku dah mengutarakan
apa yang aku inginkan. Tuhan, maafkanku jika aku telah mengingkan hal yang
standar dalam kehidupan. Hingga saat ini aku belum pernah membayangkan kedepan
aku akan bagaimana, aku hanya berusaha untuk segera mungkin lulus dari
kampus dan memantabkan hati untuk wisuda
tahun ini, dapet kerja dan membahagiakan kedua orangtuaku dan juga saudaraku
yang telah membantu baik financial maupun pikirannya hingga aku berdiri hingga saat
ini. Tanpa mereka aku tak mampu rasanya menjalani hidupku hingga saat ini. Merekalah
yang wajib aku pikirkan untuk waktu kedepan. Orang-orang yang aku temui setelah
mereka menjadikan penyedap kehidupanku, prioritasku akannya adalah setelah
keluargaku.
Menyimak ucapan temanku, terbesit
the big question. Yaha, its so hard to explain it, but wanna share it and doesn’t
expect the answer or argument (maaf jikalau ada kesalahan).
“Kapan
Saya NIKAH?” mungkin itulah inti daari percakapan ngalor-ngidul (read: panjang) yang di utarakan temeanku. Semua itu
butuh kesiapan, ku tak tahu kapan tersipkan diri ini untuk hal tersebut.
Kupercayakan Tuhan mengaturnya.
Erik
Deka, May 20, 2013
Terimakasihku
untuk temanku atas ceritanya.
Catatan KKN Brandal (Brangsong-Kendal) 2012 - Bagian I
Catatan KKN Brandal (Brangsong-Kendal) 2012
Senin,
29 Oktober 2012.
Fajar
senantiasa menyapa dalam hari-hari hidupku, begitu juga kali ini.
“Whoam….
Huwaaaa” udah jam segini. Iyah, jam dihapeku nunjukin jam 05.37. Udah lumayan
pagi ini, mengingat sms yang kemaren digelontorin si Kormadesku harus kumpul
dilapangan FIK-Unnes tepat pukul 6.30. Dengan secepat kilat menghantar Ups!
Allaiey juga nich, segeralah kuambil gayung dan mandi then bergegas kumpul di
lapangan FIK.
Yeah!! Lapangan FIK-Unnes udah kayak
sarang penyamun mahasiswa (red). Para calon Sarjana yang rata-rata dari
semester tujuh program studi kependidikan udah pada kumpul gag jelas arah
tujuan :D mengemban misi kampus
konservasi untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tuhan, Lindungi umatmu
ini yach (gumamku dalam hati).
Cuzz… lanjut, nah pokoknya dilapangan
FIK-Unnes udah kumpul banyak banget mahasiswa yang totalnya lebih dari seribu.
Mereka siap-siap KKN dikota KENDAL beribadat. Yah, untuk Kendal ada banyak
banget kecamatannya but yang kutahu detailnya itu hanya di kecamatan Brangsong.
Dikecamatan itu ada duabelas desa yang jadi sasaran tempat KKN. Berhubung jadi
coordinator kecamatan, sebisa mungkin aku menghafal nama-nama desa tersebut.
Udah dech kok malah curhat ginih sich!!
Nah,
semua mahasiswa yang KKN dikendal udah pada kumpul, setiap kecamatan udah
disediain mobil-mobil yang siap ngebawain
barang-barang bawaan mahasiswa yang gede-gedenya minta ampun. (Upsh! Sorry habis maem siang sama temen KKN
jadi berhenti dulu ;p)
………………………………………………………………………………………………………
Sebelum
pemberangkatan ke tempat KKN kita semua berdoa, cuz….. mobil berjalan menuju
kecamatan Brangsong, aku sih pake vega biru bareng teman-teman sekecamatan.
Yummii…Akhirnya sampai juga dikecamatan Brangsong.
Puannnnnnnnaasss
beud, iya itu kata yang tepat buat ngungkapin rasa yang kami rasa :D
Nah,
abis itu kami (mahasiswa KKN se-kecamatan Brangsong) disambut dengan ceremonial
didepan lapangan yang WOW panas, berdebu (KKN banget :D). Upacara-pun berakhir,
kami dijemput Pak Lurah masing-masing desa, ada yang pake tossa, pick-up, gag
ada andong L hehe.. especial
buat mahasiswa didesaku, Desa Brangsong kami gag ada jemputan yang special kaya
gitu, kami jalan kaki.. hufh! Malang banget kan?? Bayangkan kami disuruh jalan
kaki diatas terik mentari yang menyengat begitu HOT (lebaii dikit boleh kan?
hhe), tapi gag apalah, lha wong posko desa brangsong Cuma 10meter dari tempat
upacara, tepatnya dibelakang kantor kecamatan. Hhaaa… tempat begitu sempurna,
serasa Cuma pindah kosan saja.
Kami
serombongan yang jumlahnya sepuluh ekor berbondong-bondong bawa barang bawaan
yang ajib gile beratnya. Setelah masukin barang, kami disidak, apah?? Baru hari
pertama saja udah ada sidag! Enggak-enggak… Pak. Lurah beserta 2dua staffnya
berkunjung memberikan nasehat serta wejangan gitu dech, ya idep-idep salam
kenal. Hehee..
Hari
pertama kami tak ada agenda selain istirahat dan saling kenal satu sama lain,
oiya sebelum melangkah lebih jauh persilakan saya untuk memperkenalkan
temen-temen seposko saya yang total berjumlah sepuluh ekor ituh, this is it, we
are brandal beribadat :D
1.
Frendy
Chintamana, iyah dia kormades kami, cowok kelahiran purworejo ini hobinya sama
kayak boybabd-boyband korea gituh, apa coba? Foto-foto! Gilak, narsis juga ne
anak. Jurusannya, Pendidikan Geografi, tukang survey tanah,, hhaaaaaa #piss
kormades kami inipun seringnya galau kagak jelas haaaaa :D banyak mikirin kami
yang membandel mungkin yach.
2.
Yohanes
bla….blaa……saya sih seringanya panggil johan, tapi diposko beken om. Yohan :D
cowok berperawakan bongsor asli Pati ini dari Pendidikan Seni Musik. Hobynya
main gitar, keyboard, saking hobynya ortunya mpe rela nganter keyboard
kesayangan keposko dari pati mpe Kendal, salut for his parents, pake
bawaain jajan pula :D
3.
Aji
Dwi Abdillah, nah, say amah kenal bangeetsz sama yang satu ini, iya iyalah, dia
itu temen sejurusannku, yah walo jarang sekelas tapi kenal beud (red:banget). Cowok asli
purbalingga yang udah gag ngapak ini dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa.
Yeah! Berkat doi kami bisa nancepin papan posko yang perlu ditanem agak dalem.
Thanks dude J
4.
Liana
a.k.a si Mbok, heehee.., gadis yang ngaku lugu ini bermukim di Ungaran sedang
nempuh Pendidikan Ekonomi. Doi inilah yang jadi pimpinan posko. Doi hobi banget
masak, tapi pagi aja masak oceng-oceng (Allay!) tapi si Mbok gag suka makan
banyak, soalnya si Mbok lagi diet, moga sukses ya mbok dietnya, besok kalo
nikah jangan lupa undang kamii mbokk :D
5.
Danti
zzzzzz…….(tidur dulu ah, :p) cewek yang sekota sama saya a.k.a Rembang ini dari
Pendidikan Bimbingan dan Konseling. Pokoknya tiap ada masalah bisa tuh dishare
ama doi, curcol apapun bakal dilayanin dech. Sumpah, ini cewek paling lama
mandinya.. entah apah yang dilakukan dikamar mandi…manicure, pedicure,
kukur-kukur mungkin eaaa… #eakakak :D #piss
6.
Eni
xxx.xxxxx…. “njuk ngono” hhaa.., logat temanggung yang kental dari cewek
Pendidikan Tata Busana. Satu-satunya cewek yang ultah saat KKN ini sempat
dijeburin ke Laooot….gilak, izinnya observasi laut tapi malah bikin surpsrise buat
doi. Cewek yang hobi ngrajut ini sering banget tidur depan tipi, hikss… padahal
itu kan tempat tidur buat kami para cowok-cowok #hoammm
7.
Yani
Fitri….. yah! Cewek Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar ini paling sering pulang
rumah, padahal kami belum pernah ngrasain yang namanya pulang kampong #gagadil!
Ya eyalah, lha wong si Yani itu rumahnya didesa tempat kami KKN :D. Kalo kami
kekurangan perlengkapan apapun, pasti ngrayu-ngrayu doi buat diambilin
dirumahnya,,, (Maafkan kemanjaan kami :D)
8.
Rega,
nah.. wajah cewek Pendidikan Guru Sekolah Dasar asal Jepara ini hampir mirip ma
Eni. #piss. Doi paling sering nemenin saya nganter surat dari kecamatan gitu, makasih yaah! Doi itu perawakannya masih
kayak anak kecil kok, mungkin gara-gara calo guru SD mungkin ea, makanya jadi
kek gitu :D
9.
Ummi,
weisss…. Cewek Pendidikan Matematika asal Banyumas ini paling kalem dari
cewek-cewek yang lain. Apa semua anak matematika itu serius gituh yaa.. heee.
Doi jadi sekretaris diposko kami, paling rajin sih, tiap ada rapat-rapat gaje
(red: gajelas) pasti dicatet ma doi, pulpen dan blocknote gag pernah ucul dari
genggamannya :D
10. Nah, the last
its me, @erikdeka, Yah udah pada kenal. Cowok kelahiran Rembang ini adalah
mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa sejurusan sama Aji gitu dech, hhmm tak ada
yang special dariku, hanya mahasiswa biasa yang berproses menjadi luar biasa.
Semoga terkabul ya Allah J.
Subscribe to:
Posts (Atom)